KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
AMBAR DWI RUSMININGSIH, S.Pd.
CGP Angkatan 11
Kabupaten Temanggung
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam dan bahagia Bapak dan Ibu Guru di seluruh tanah air, disini saya akan menyajikan koneksi antar materi dari modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin yang saya dapat dari Pendidikan Guru Penggerak
Koneksi antar materi merupakan salah satu alur dalam Pedididkan Guru Penggerak. Dalam koneksi antar materi, Calon Guru Penggerak dapat menuangkan tulisan yang merupakan sebuah rangkaian keterkaitan antara materi pada modul yang sedang dipelajari dengan modul -modul yang sebelumnya.
Tujuan dari Koneksi antar materi Modul 3.1 ini adalah :
- CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
- CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Sebelum saya menuliskan kesimpulan (sintesis) Modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan berbasin nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin, maka bacalah dulu kutipan berikut dan tafsirkan artinya :
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
pasti sering mengalami dilemma etika, dimana harus memutuskan sebuah pilihan yang keduanya mengandung nilai-nilai kebajikan, atau semua benar. Sebagai contoh dileme etika yang saya hadapi adalah ketika harus memiloih mengedepankan materi pembelajaran atau nilai-nilai perilaku melalui Pendidikan karakter.
dengan menciptakan pembelajaran yang berdeferensiasi.
yang telah saya alami di modul ini adalah bahwa pembelajaran pada modul ini memberikan pengetahuan bagaimana cara mengambil sebuah keputusan yang masuk dalam kategori dilema etika ataupun bujukan moral. Kutipan tersebut merupakan sebuah dilemma etika yang dapat diselesaikan dengan 9 langkah pengambilan keputusan.
Setelah melewati tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya, sekarang saatnya saya untuk membuat sebuah kesimpulan, berefleksi mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain. Ada beberapa pertanyaan yang akan saya gunakan sebagai panduan saya dalam merangkum pemahaman saya tentang kaitan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain. Berikut pertanyaan untuk panduan :
Ø Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ketika seorang pemimpin dihadapkan pada sebuah kasus dilemma etika, maka dalam proses pengambilan keputusan harus tetap berpijak pada Pratap Triloka
yang merupakan filosofi dari Ki Hajar Dewantara. Pratap Triloka tersebut adalah
: Ing Ngarso Sung Tulodho (seorang pemimpin harus dapat memberi tauladan), Ing Madyo Mangunkarsa (seorang pemimpin harus mampu memberikan doronhgan, semangat, dan motivasi di tengah), dan Tut Wuri Handayani (seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan dari belakang). Dari Pratap Triloka tersebut, Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahawa dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus menyadari dimana posisi dia berada. Dengan menyadari posisi dimana tempat kita berada, diharapkan kita mampu mengambil keputusan ang vtepat bsesuai peran kita Ketika berada di lingkungan tertentu.
Ø Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Salah satu nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan adalah tanggung jawab. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabakan sehingga nilai-nilai liyalitas, kejujuran, dan integritas akan tergambar dalam setiap keputusan yang diambil.
Ø Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dengan berpedoman pada Alur TIRTA pada pelaksanaan Coaching, maka coachee dapat menemukan ide-ide yang akan digunakan dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Sehingga secara mandiri sebenarnya coachee dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapai. Hal ini akan sangat membantu seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang terukur, tepat, dan dapat dipertanggungnjawabkan. Selain itu kepercayaan dalam diri juga akan semankin meningkat.
Ø Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang baik, manajemen diri yang tepat, serta kesadaran social yang tinggi pastilah akan menunjukkan integritas dan kejujuran dalam pengambilan keputusan, terutama untuk sebuah kasus
dileme etika. Sehingga pada akhirnya keputusan yang diambiol dapat dipertanggungjawabkan.
Ø Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pada pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, nilai- nilai yang dianut seorang pendidik adalah keadilan, integritas, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, dan toleransi. Dengan berpegang teguh pada nilai- nilai tersebut, maka diharapkan penambilan keputusan akan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip keberpihakan pada murid sehingga mendorong terciptanya lingkungan yang baik di sekolah.
Ø Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Keputusan yang tepat akan meminimalisir terjadinya konflik dan pertentangan Hal ini tentu saja akan menciptakan lingkungan yang positif, aman, nyaman, dan kondusif.
Ø Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini adalah berasal dari pendapat dan pemikiran setiap orang yang berbeda. Adanya pemikiran yang berbeda ini, maka akan menimbulkan konflik jika tidak ditangani secara tepat. Satu sisi akan menggunakan peraturan yang ada untuk menyelesaiakn sebuah kasu, namun di sisi lain pasti ada yang berpedoman pada prinsip kebijaksaan. Hal ini tentyu saja menjadi tantang yang berat bagi seorang pemimpin jika dia tidak memiliki kemampuan untuk membuat keutusan secara tepat.
Ø Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Sangat berpengaruh sekali karena pengambilan keputusan yang tepat akan melatih kita untuk terus berpikir bijak Ketika terdapat sebuah dilema. Membuat keputusan pembelajaran yang tepat dapat diawali dengan mengetahui kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Jika tiga hal tersebut sudah kita ketahui, maka kita dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk kebutuhan belajar murid.
Ø Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang guru adalah teladan bagi muridnya. Setiap keputusan yang diambil oleh guru akan menjadi contoh bagi murid untuk di kemudian hari. Langkah yang tepat yang digunakan guru untuk mengambil sebuah keputusan mungkin saja dapat digunakan murid di masa depan Ketika mereka menghadapi sebuah masalah.
Ø Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Pengambilan keputusan harus berdasar pada tiga unsur, yaitu : nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid.
Seorang pemimpon dalam setiap pengambilan keputusan harus berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara tentang Pratap Triloka, berlandaskan nilai dan peran yang dimiliki guru penggerak, berpedoman pada pembelajaran berdiferensiasi dan KSE, serta harus memiliki keterampilan coaching yang baik sehingga dapat melakukan langklah-langkah pengambilan keputusan yang tepat.
Ø Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
· Paradigma pengambilan keputusan
1. Individu lawan masyarakat
2. Kebenaran lawan keadilan
3. Keadilan lawan kasihan
4. Jangka pendek lawan jangka panjang
· Prinsip pengambilan keputusan
5. Berpikir berbasis akhir
6. Berpikir berbasis aturan
7. Berpikir berbasis rasa peduli
· Sembilan Langkah pengambilan dan pengujian keputusan
8. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
9. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
10. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
11. Pengujian benar atau salah
12. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
13. Melakukan Prinsip Resolusi
14. Investigasi Opsi Trilema
15. Buat Keputusan
16. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ø Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, saat itu yang saya lakukan adalah memutuskan dengan suara terbanyak. Anggapan saya saat itu bahwa jika keputusan itu berdasarkan suara terbanyak, maka sudah dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tapi setelah mempelajari modul ini, saya jadi memahami bahwa tidak semua kasus itu hanya berupa bujukan moral, ternyata ada yang berupa dilema etika. Kasus yang berupa dilemma etika harus diselesaikan dengan Langkah-langlah pengujian dan penambilan keputusan agar tidak menimbulkan konflik.
Ø Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebagai seorang guru maka saya akan berusaha untuk mengambil keputusan y berdasarkan nilai-nilai nkebajikan , dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid.
Ø Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Sangat penting, modul ini membantu saya ubtuk memahami tentang pengambilan keputusan yang tepat, terutama untuk sebuah kasus yang merupakan dilema etika.
Demikian tulisan saya tentang keterkaitan antara materi pada modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasar nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan modul -modul yang sebelumnya. Sekian dan terima kasih. Semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak
Tergerak, bergerak, menggerakkan Guru Bergerak, Indonesia maju
Wassalamualaikum wr.wb.
Comments
Post a Comment